CaraMenata Pola atau denah tempak duduk siswa sesuai dengan kebutuhan pembelajaran 1. Pola atau denah tempak duduk siswa berbentuk huruf U 15 Atur dan susunlah tempat duduk siswa jangan atur siswanya, karena siswa pasti duduk di tempat duduk, sementara kalau yang diatur siswanya akan terjadi keributan dalam kelas. 16. Pengaturan tempat duduk harus mencerminkan keperluan untuk belajar siswanya bukan untuk pidato gurunya. Karena yang akan belajr adalah siswa bukan guru. 17. tempatduduk terhadap hasil belajar siswa aspek afektif pada pembelajaran IPA kelas V SD N 20 Kota Bengkulu, (3) Tidak terdapat pengaruh penataan tempat duduk terhadap hasil belajar siswa aspek psikomotor pada pembelajaran IPA kelas V SD N 20 Kota Bengkulu. Kata kunci: Penataan Tempat Duduk, Pembelajaran IPA, Hasil Belajar. PENDAHULUAN Vay Tiền Nhanh. Siswa bertumbuh dan berkembang baik secara intelektual, fisik, juga emosional di dalam kelas. Oleh sebab itu, kelas harus menjadi taman belajar yang nyaman bagi siswa. Pengelolaan kelas yang baik akan menciptakan interaksi belajar mengajar yang efektif. Jika demikian, maka tujuan pembelajaran pun akan tercapai tanpa kendala berarti. Tanpa sadar, ruang kelas memberikan pengaruh besar bagi siswa dalam keefektifan penyampaian materi. Misalnya, jika temperatur ruangan terlalu dingin atau panas, kemudian sistem ventilasi kurang baik tentu akan mengganggur konsentrasi siswa. Bahkan, segala perabotan penunjang belajar harus ditata dengan sebaik mungkin agar perhatian siswa dapat terpusat pada pelajaran. Tata letak media peraga yang kurang sesuai tempatnya akan menghalangi pandangan siswa sehingga fokus siswa bisa teralih. Apabila ingin menciptakan suasana belajar yang kondusif serta nyaman, Bapak/Ibu perlu memerhatikan pengaturan tata letak ruang kelas. Bagaimana caranya? Kelas harus dikelola agar suasana belajar juga menjadi lebih kondusif. Memiliki cahaya dan sirkulasi udara yang cukup, tidak lembab, rapi, bersih, dan seluruh perabot ditata dengan baik. Selain itu, pengelolaan kelas dapat dilakukan dengan pengaturan denah duduk siswa. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam tata kelola kelas diantaranya 1. Visibility Keleluasaan Pandangan Barang-barang di dalam kelas sebaiknya ditempatkan dengan baik agar tidak mengganggu pandangan siswa. Siswa akan lebih leluasa dalam menatap ke arah guru, papan tulis, media belajar, dan sebagainya. Begitu juga dengan guru, harus dapat memandang seluruh siswa sepanjang kegiatan belajar mengajar. 2. Accesibility mudah dicapai Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk mengambil segala barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu, jarak antar tempat duduk harus cukup dilalui oleh siswa sehingga dapat bergerak dengan mudah. Juga, siswa lain yang sedang fokus tidak merasa terganggu. 3. Fleksibilitas Keluwesan Menyesuaikan agar barang dalam kelas mudah ditata dan dipindahkan sesuai kegiatan pembelajaran. Misalnya, penataan tempat duduk yang diubah sewaktu-waktu jika proses belajar menggunakan metode diskusi dan kerja kelompok. 4. Kenyamanan Baik dari temperatur ruangan, tidak terlalu panas, dingin, juga lembab. Sinar cahaya yang cukup, tidak gelap, juga terlalu terang. Ketenangan dalam dan sekitar kelas juga perlu dikontrol, karena suara berpengaruh pada fokus siswa. 5. Keindahan Ruang kelas dibuat semenyenangkan mungkin agar kondisi belajar bisa kondusif. Misalnya, memajang hasil karya siswa di kelas. Ruangan kelas yang nyaman dapat memberikan pengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa. Foto Pengelolaan denah duduk siswa juga bisa mempengaruhi suasana belajar. Jika biasanya denah yang digunakan adalah tradisional, yaitu semeja dua orang, maka perlu dilakukan variasi. Berikut ada beberapa jenis penataan denah tempat duduk siswa yang dapat dicoba. Model U Formasi dengan bentuk huruf U dapat meningkatkan keaktifan siswa, sehingga mereka jadi lebih antusias mengikuti pelajaran. Dalam hal ini, Bapak/Ibu adalah sosok yang paling aktif dengan bergerak ke segala arah dan langsung berinteraksi dengan siswa. Meja konferensi Formasi denah ini sangat baik digunakan dalam metode belajar debat. Dengan demikian, seluruhnya dapat bertatap muka mengemukakan dan menyanggah pendapat. Corak tim Dengan denah demikian, meja-meja dikelompokkan setengah lingkaran. Ini memungkinkan guru berinteraksi dengan setiap tim lebih mudah. Bapak/Ibu dapat meletakkan kursi-kursi mengelilingi meja agar suasana jadi lebih akrab. Siswa juga bisa memutar kursi secara melingkar menghadap ke depan kelas untuk melihat guru dan papan tulis. Auditorium Ini merupakan formasi alternatif dalam menyusun denah duduk siswa. Bentuk denah ini memang membuat ruang gerak jadi lebih terbatas untuk belajar aktif. Tapi tidak ada salahnya dicoba demi mengurangi kebosanan siswa. Dengan formasi ini, Bapak/Ibu dapat membuat bentuk pelajaran ala auditorium untuk bangun hubungan yang lebih erat. Lingkaran Pada formasi ini, tempat duduk siswa disusun dalam bentuk lingkaran sehingga mereka dapat berinteraksi satu sama lain. Model ini cocok untuk berdiskusi kelompok. Susunan Chevron Denah ini bisa sangat membantu untuk mengurangi jarak antarsiswa, maupun siswa dengan guru. Siswa dan Bapak/Ibu jadi punya pandangan yang lebih baik terhadap lingkungan kelas. Formasi ini memberi sudut pandang baru bagi siswa, sehingga proses kegiatan belajar dapat dijalani dengan antusias, fokus, sekaligus menyenangkan. Ada beberapa hal yang perlu diingat perihal penataan tempat duduk siswa. Sebaiknya Bapak/Ibu mempertimbangkan karakteristik dari setiap siswa dilihat dari aspek psikologis, kecerdasan, dan biologisnya. Bukan hanya berdasarkan metode belajar yang ingin digunakan saja. Metode belajar yang menyenangkan bisa siswa dapatkan di Ruangguru loh, yaitu melalui ruangbelajar. Ada video dan latihan soal, jadi jangan lupa untuk merekomendasikan ruangbelajar ya guru. Selamat mencoba! TN Pengaturan Tempat Duduk Kelas Sesuai Dengan Tujuannya- Sebagai seorang guru tentu anda ingin proses pembelajaran yang anda ampu berjalan dengan kondusif. Membuat siswa nyaman belajar dan betah dalam kegiatan pembelajaran juga menjadi hal yang harus diperhatikan oleh guru. Mengatur tempat duduk siswa dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting bagi guru. Jangan sampai pengaturan tempat duduk yang salah membuat siswa tidak bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. Misalnya saja, pembelajaran yang bertujuan agar siswa dapat bekerja sama secara berkelompok, namun anda gunakan pengaturan yang berbanjar berjejer kebelakang tentu tidak akan cocok. Pengaturan tempat duduk siswa sangat ditentukan pada tujuan pembelajaran yang akan anda lakukan. Berikut ini bentuk pengaturan tempat duduk siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. 1. Klasik Pengaturan tempat duduk dengan pola klasik ini sudah sangat lawas digunakan di hampir seluruh kelas. Tempat duduk siswa yang berbanjar kebelakang. Satu leret tempat duduk bisa berisi 5 -4 deret tempat duduk siswa. Pengaturan tempat duduk dengan pola klasik ini sangat tepat digunakan bila anda bertujuan menyampaikan materi yang melatih siswa untuk menyimak. Pola tempat duduk klasik memang memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan dari pengaturan tempat duduk siswa secara klasik akan memberikan suasana kelas yang indah dan rapi. Anda pun dengan mudah melempar pandangan ke seluruh siswa. Kekurangan pengaturan tempat duduk secara klasikal ini kurang memberikan siswa kesempatan untuk saling berinteraksi dengan siswa lainnya. Sehingga kalau anda ingin siswa anda belajar berdiskusi maka, pengaturan tempat duduk ini kurang kondusif. 2. Konferensi / Melingkar Pengaturan tempat duduk konferensi / melingkar merupakan pengaturan tempat duduk yang sangat cocok digunakan pada kelas yang bertujuan untuk melatih siswa saling bercurah pendapat. Pengaturan tempat duduk melingkar sering kita gunakan pada acara-acara rapat dan konferensi. Bila menerapkan pola tempat duduk melingkar maka guru bisa berada pada posisi seperti pada gambar diatas. Ruang di tengah bisa digunakan oleh kelas untuk kegiatan presentasi atau pementasan. Mungkin sahabat sudah menerapkan pola tempat duduk seperti ini? 3. Pola 'U' Pengaturan tempat duduk yang berpola dengan bentuk huruf 'U , memposisikan guru berada di tengah-tengah dengan siswa berjejer seperti huruf U. Formasi tempat duduk yang berbentuk 'U membuat siswa lebih mudah untuk berinteraksi dengan seluruh siswa. Dengan ruang yang berada di tengah maka guru dengan mudah untuk memberikan pendampingan kepada siswa. 4. Pola lingkaran kecil Pengaturan tempat duduk dengan pola lingkaran kecil ini sangat cocok digunakan bila pembelajaran bertujuan untuk melatih siswa bekerjasama dalam kelompok kecil. Dengan bentuk melingkar, siswa akan lebih mudah saling berinteraksi sesama anggota kelompok. Guru pun akan lebih mudah dalam mengawasi serta mendampingi setiap kelompok. Demikianlah sahabat pengaturan tempat duduk yang bisa saya sampaikan kali ini. Semoga pola pengaturan tempat duduk yang saya sampaikan ini bisa menginspirasi suasana kelas yang anda ampu. Semoga bermanfaat !!! Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan kelas oleh para dewan guru yang menjadi wali kelas dalam hal pengaturan tempat duduk siswa dapat dilihat dari denah tempat duduk siswa, formasi tempat duduk siswa, dan perubahannya untuk menghidari kejenuhannya. 1 Penataan Meja murid dan meja guru. Pengaturan ruang kelas seperti penataan meja murid dan meja guru sangat penting untuk kelancaran komonikasi dalam kegiatan belajar mengajar. Adapun yang berperan dalam hal ini adalah seluruh wali kelas. Berdasarkan hasil obeservasi penulis bahwa ruangan tempat belajar siswa di MTsN Banjar Selatan 2 Banjarmasin adalah semi permanen dengan ukuran kelas masing-masing 8 x 9 meter. Di atas setiap lantai ruangan terdapat meja dan kursi siswa yang tersusun rapi dan berjajar dari muka kebelakang, sedangkan pada sudut kiri muka kelas terdapat meja dan kursi guru serta di sudut kanan muka kelas terdapat pintu untuk keluar masuk guru dan murid, ini terdapat pada hampir semua kelas dari kelas VII sampai kelas IX kecuali kelas VIII d, karena meja dan kursi guru terletak di bagian depan kanan dan pintu untuk keluar masuk guru dan murid terletak di bagian kiri depan ini menunjukkan bahwa komunikasi antara guru dan murid di saat pembelajaran berlangsung sangat lancar. 2 Penataan Jumlah anak siswa. Kemudian penataan jumlah anak siswa dalam kelas harus di perhatikan. para dewan guru yang menjadi wali kelas harus bisa menyesuaikan dengan besarnya ruangan kelas tersebut karena apabila jumlah siswa yang terlalu banyak dengan ruangan kelas yang agak sempit maka akan menimbulkan ketidak nyamanan dalam belajar. Berdasarkan hasil observasi penulis bahwa jumlah siswa dalam setiap kelas terdapat lebih dari 30 siswa. hal ini dikaranakan banyaknya minat masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka di MTsN Banjar Selatan 2 Banjarmasin, sehingga jumlah siswa pada masing-masing ruangan kelas sedikit kurang sesuai dengan luas ruangan kelas yang ada. 3 Jumlah siswa dalam setiap kelompok. Kemudian pengaturan jumlah siswa dalam setiap kelompok agar tercipta suasana kelas yang baik juga perlu diperhatikan. Hal ini bertujuan supaya guru atau wali kelas dapat mengontrol tingkah laku siswa di dalam kelas. Berdasarkan dari hasil observasi yang penulis lakukan, hampir pada setiap kelas terdapat 10 orang dalam setiap kelompok hal ini menunjukkan banyaknya siswa dalam setiap kelas. 4 Jumlah kelompok dalam setiap kelas. Penataan jumlah kelompok dalam setiap kelas harus disesuaikan dengan ruangan kelas sehingga guru memiliki akses untuk berkeliling mengontrol siswa. Berdasarkan dari hasil observasi penulis, bahwa pada setiap kelas terdapat 4 kelompok siswa dengan posisi tempat duduk berbaris kebelakang. 5 Susunan tempat memungkinkan untuk di ubah-ubah. Kemudian penataan susunan tempat duduk untuk menambah gairah belajar siswa, guru dapat merubah formasi tempat duduk untuk menghindari terjadinya kejenuhan dalam belajar. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan para wali kelas hanya kadang-kadang saja merubah tempat duduk siswa untuk menghilangkan kejenuhan, karena kondisi ruangan dengan jumlah murid banyak, sehingga sulit untuk mengubah-ubah susunan tempat duduk, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tebel berikut Susunan tempat duduk No KATEGORI Skor F P 1 Sangat memungkinkan 4 - - 2 Cukup memungkinkan 3 10 83,33 3 Kurang memungkinkan 2 - - 4 Tidak memungkinkan 1 2 16,66 JUMLAH 12 100% Bedasarkan tabel di atas yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan, menunjukkan bahwa dari 12 ruangan kelas yang ada, hanya 2 kelas yang tidak memungkinkan susunan tempat duduknya diubah-ubah karena jumlah siswanya yang terlalu banyak 40 siswa, dan 10 ruangan lainnya cukup memungkinkan susunan tempat duduknya di ubah-ubah karena jumlah siswanya yang 38 siswa, adapun formasi yang paling sering digunakan adalah posisi berbaris kebelakang, namun tidak merubah kemungkinan untuk mengubah tepat duduk siswa, karena itu bisa disesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan guru, misalnya apabila guru menggunakan metode diskusi, maka formasinya bisa saling berhadapan dan bila metode ceramah yang digunakan maka formasi tempat duduknya berberis kebelakang. 6 Komposisi siswa dalam kelompok. Pengaturan komposisi siswa dalam kelompok berdasarkan siswa yang berbadan kecil dan berbadan besar, anak yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Agar tidak ada kesenjangan antar setiap kelompok. Bedasarkan dari hasil observasi yang penulis lakukan menunjukkan bahwa semua ruangan kelas yang berjumlah 12 ruangan kelas yang ada, semuanya cukup baik pengaturannya dalam mengkomposisi siswa dalam setiap kelompok karena wali kelas tidak terlibat dalam pengaturan kelas tersebut dan ini semua diserahkan kepada siswanya atau ketua kelas selaku tangan kanan wali kelas. b. Pengaturan Alat-alat Pengajaran. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan kelas oleh para dewan guru yang menjadi wali kelas dalam hal pengaturan alat pengajaran dapat dilihat dari ada tidaknya perpustakan kelas, media pengajaran / alat-alat peraga, dan papan presensi di setiap kelas tersebut, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dari uraian berikut 1 Perpustakaan kelas. Perpustakaan kelas merupakan indikator sekolah yang maju. Oleh karena itu perpustakaan kelas perlu diperhatikan keberadaannya. Dari hasil observasi yang penulis lakukan di ketahui bahwa dari 12 ruangan kelas yang penulis amati dalam penelitian ini semuanya dinyatakan tidak ada memiliki perpustakaan kelas, walau pun ada buku paket dan buku-buku pelajaran di kelas itu hanya beberapa buku-buku-buku-buku penunjang yang di letakan di lemari buku yang ada di depan kelas. Akan tetapi dari hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap dewan guru dan tata usaha, di MTsN Banjar Selatan 2 Banjarmasin ini memiliki 1 Buah ruangan khusus untuk perpustakaan sekolah, sehingga apabila siswa ingin belajar, atau mencari bahan pelajaran bisa pergi ke Perpustakaan Sekolah. 2 Alat-alat peraga. Selanjutnya sekolah yang maju mestinya memiliki alat-alat peraga yang di letakkan di setiap kelas, agar memudahkan dalam penggunaannya di saat pembelajaran di kelas berlangsung. Berdasarkan dari hasil observasi yang penulis lakukan di ketahui semua kelas tidak memiliki alat-alat peraga yang di letakkan di dalam kelas, akan tetapi penulis memperoleh informasi yang didapat dari hasil wawancara terhadap dewan guru bahwa MTsN Banjar Selatan 2 Banjarmasin memiliki ruangan khusus untuk alat peraga, jadi apabila siswa memerlukan dalam sebuah pembalajaran maka guru bisa meminjamnya dari ruangan khusus tersebut dan membawanya disaat pembelajaran akan berlangsung. 3 Media pembelajaran. Media pembelajaran akan menunjang pembelajaran yang lebih bermutu. Semakin baik media pembelajaran yang ada di dalam kelas maka semakin baik pula proses pembelajaran tersebut. Berdasarkan dari hasil saat melakukan observasi, penulis tidak melihat adanya media pembelajaran, baik media audio, media visual, maupun media audiovisual. Akan tetapi saat penulis melakukan wawancara dengan wali kelas, penulis menemukan informasi bahwa media pembelajaran itu ada, akan tetapi di simpan di ruangan guru, dan hanya digunakan disaat guru membutuhkan media pembelajaran, jadi guru tersebut bisa membawanya dari ruangan guru. 4 Papan tulis, kapur tulis, dan penghapus. kelas yang baik harus memiliki papan tulis / kapur tulis dan penghapusnya. Ini adalah salah satu sarana sekolah yang harus diperhatikan oleh guru yang menjadi wali kelas agar memudahkan dalam pembelajaran di kelas, adapun ukuran papan tulis harus di sesuaikan, warnanya harus kontras, dan letaknya mudah di jangkau oleh siswa. Berdasarkan dari hasil observasi yang penulis lakukan, menunjukkan bahwa seluruh kelas yang berjumlah 12 ruangan memiliki papan tulis berwarna putih berbentuk persegi panjang, papan tulis tersebut diletakkan di bagian depan ruangan, dekat dengan meja dan kursi guru dan mudah dijangkau, serta satu buah penghapus dan beberapa sepidol yang di letakkan diatas meja guru. 5 Papan presensi siswa. Papan Presensi siswa hendaknya tersedia untuk masing-masing ruangan kelas yang fungsinya untuk menulis nama siswa yang tidak hadir di kelas. Berdasarkan dari hasil observasi yang penulis lakukan di MTsN Banjar Selatan 2 Banjarmasin penulis tidak menemukan papan persensi siswa, dan ini menunjukkan bahwa papan presensi tidak berfungsi sebagai mana mestinya, akan tetapi berdasarkan dari hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap guru, apabila ada siswa yang berhalangan hadir, seperti sakit atau keadaan darurat yang menyebabkan siswa tersebut tidak dapat masuk sekolah, maka guru akan memulisnya di dalam buku absen kelas yang di letakkan di dalam laci guru atau menulisnya di dalam buku absen pegangan guru tersebut. c. Pengaturan keindahan dan kebersihan kelas. Keindahan dan kebersihan ruangan kelas perlu kita perhatikan dalam mengelola subuah kelas, karena dengan kelas yang bersih dan indah maka akan terciptalah suasan yang nyaman sehingga dapat menambah semangat dan gairah anak didik dalam belajar di kelas tersebut. 1 Hiasan dinding. Hiasan dinding dalam suatu ruangan kelas sangat di perlukan agar kelas tersebut terlihat hidup, akan tetapi tidak semua hiasan dinding yang bisa di letakkan di dalam sebuah kelas, karena hiasan dinding yang ada di dalam kelas hendaknya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pengajaran, oleh sebab itu dewan guru yang menjadi wali kelas hendaknya memperhatikan hiasan dinding yang ada di kelasnya masing-masing, apakah hiasan tersebut berhubungan dengan pelajaran atau tidak, untuk lebih jelasnya bagaimana pengaturan hiasan dinding yang ada di kelasnya masing-masing maka dapat dilihat pada tebel berikut ada tidaknya hiasan dinding yang berhubungan dengan pelajaran pada masing-masing kelas. No KATEGORI Skor F P 1 Sangat berhubungan 4 7 58,33 2 Cukup berhubungan 3 5 41,66 3 Kurang berhubungan 2 - - 4 Tidak berhubungan 1 - - JUMLAH 12 100% Tabel di atas yang di peroleh dari hasil observasi penulis menunjukkan bahwa semua kelas memiliki hiasan dinding, akan tetapi hanya 7 ruangan kelas yang hiasan dindingnya sangat berhubungan, artinya semua hiasan dinding yang ada di 7 ruangan tersebut semuanya bisa di manfaatkan untuk kepentingan pengajaran, kemudian 5 ruangan lainnya sebagian saja yang berhubungan dan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pengajaran karena kurangnya pengawasan dari guru. 2 Penempatan lemari buku. Lemari untuk meletakkan buku atau menyimpan buku hendaknya diletakkan di depan ruangan kelas agar mempermudah siswa untuk meletakkan buku pelajaran atau Al Qur’an setelah membacanya, dan sekolah yang maju memiliki lemari untuk buku dan lemari untuk alat peraga agar memudahkan anak didiknya dalam belajar. Untuk mengetahui ada tidaknya lemari untuk buku di dalam kelas dam bagaimana pengaturan yang di lakukan oleh wali kelas, dapat lihat pada tebel berikut lemari buku diletakkan di depan No KATEGORI Skor F P 1 Sangat Baik 4 10 83,33 2 Cukup Baik 3 - - 3 Kurang Baik 2 - - 4 Tidak Baik 1 2 16,66 JUMLAH 12 100% Berdasarkan tebel di atas yang diperoleh dari hasil observasi menunjukkan bahwa dari 12 ruangan kelas, hanya 10 ruangan yang memiliki lemari untuk meletakkan buku atau Al Quran. Dan ada 2 ruangan kelas yang masih belum memiliki lemari tesebut. 3 lemari alat peraga. Alat-alat peraga dibutuhkan disaat pembelajaran berlangsung di dalam kelas, misalnya seperti globe, peta, replika tubuh manusia dan lain-lain, alat peraga tersebut bisa di letakkan di dalan lemari khusus untuk penyimpanan alat peraga yang di letakan di dalam kelas agar memudahkan siswa dalam menggunakanya. Berdasarkan dari hasil observasi yang penulis lakukan menunjukkan bahwa dari 12 ruangan semuanya tidak memiliki lemari untuk meletakkan alat peraga akan tetapi berdasarkan dari hasil wawancara penulis memperoleh informasi apabila guru dalam sebuah pembelajaran ingin menggunakan alat peraga, maka guru tersebut bisa meminjamnya dari ruangan khusus untuk penyimpanan alat peraga tersebut. 4 Jadwal kebersihan kelas. Kebersihan ruangan kelas juga harus diperhatikan karena dengan kelas yang bersih akan terciptalah kenyamanan dan semangat untuk belajar dikelas tersebut, dan ini dapat dilihat dengan adanya jadwal kebersihan kelas di setiap kelasnya masing-masing. Berdasarkan dari hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap responden yakni dewan guru yang menjadi wali kelas bahwa pada setiap kelas sudah terbentuk daftar kebersihan kelas yang dikordinir oleh ketua kelas melalui intruksi wali kelas, dan ini dikuatkan dengan hasil observasi penulis sendiri, bahwa di setiap kelas sudah terdapat daftar kebersihan kelas dan siswa bergantian membersihkan kelas tersebut sesuai dengan daftar tugas membersihkan kelasnya masing-masing. d. Ventilasi dan Tata Cahaya. Ventilasi dan tata cahaya di dalam kelas juga harus diperhatikan, karena dengan adanya cahaya yang masuk kedalam kelas serta udara yang cukup akan membuat pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas menjadi nyaman. Begitu pula sebaliknya apabila di dalam kelas terlihat gelap dan udara pengap maka kegiatan belajar mengajar akan terganggu. 1 Ventilasi. Ventilasi di dalam setiap kelas harus diperhatikan agar udara yang mesuk dalam kelas cupuk sehingga siswa yang ada di dalam kelas tidak panasan untuk mengetahui keadaan ventilas yang terdapat di dalam kelas bisa kita lihat tabel berikut Pengaturan Ventilasi di dalam ruangan kelas No KATEGORI Skor F P 1 Sangat baik 4 9 75 2 Cukup baik 3 3 25 3 Kurang baik 2 - - 4 Tidak baik 1 - - JUMLAH 12 100% Berdasarkan tabel di atas yang di peroleh dari hasil observasi yang penulis lakukan di MTsN Banjar Selatan 2 Banjarmasin diterangkan bahwa dari 12 ruangan yang ada, terdapat 9 ruangan kelas yang Ventilasinya sangat baik dan ventilasinya terdapat di bagian kiri dan kanan sehingga udara yang masuk sangat baik. Kemudan terdapat 3 ruangan kelas yang ventilasinya cukup baik itu di karenakan ventilasi pada ruangan tersebut agak tinggi dan sedikit tertutup dengan bangunan rumah penduduk di belakang sekolah. 2 Tata cahaya. Tata cahaya di dalam kelas sangat perlu di perhatikan karena dengan adanya cahaya yang masuk kedalam kelas, menjadikan siswa lebih nyaman dalam beroses belajar. Untuk mengetahui bagaimana tata cahaya yang masuk pada masing-masing-masing ruangan bisa kita lihat pada tabel berikut Tabel . keadaan cahaya yang masuk. No KATEGORI Skor F P 1 Sangat baik 4 8 66,66 2 Cukup baik 3 1 8,33 3 Kurang baik 2 3 25 4 Tidak baik 1 - - JUMLAH 12 100% Berdasarkan tabel di atas yang di peroleh dari hasil observasi yang penulis lakukan di MTsN Banjar Selatan 2 Banjarmasin, dari 12 ruangan kelas, ada 8 ruangan kelas yang tata cahaya yang masuk bisa dikatakan sangat baik dan keadaan kelas tersebut sangat terang sehingga siswa merasa nyaman dalam belajar, dan ada 1 kelas yang dikatakan cukup baik karena 1 ruangan tersebut jendelanya hanya dibagian sebelah kanan saja sehingga cahaya yang masuk tertumpu dibagian sebelah kanan. Dan terdapat 3 ruangan yang pencahayaannya kurang baik karena ke 3 ruangan tersebut letak jendelanya agak lebih tinggi dan pada jendela begian kanan agak tertutup dengan bangunan rumah penduduk yang ada di belakang sekolah sehingga ruangan tersebut agak sedikit gelap.

pengaturan tempat duduk siswa dalam kelas